Selasa, 21 April 2020

Menginterpretasikan Makna Teks “Teater Gandrik”

Kabid Dikdas
Interpretasi adalah pemberian kesan, pendapat, atau pandangan teoretis terhadap sesuatu. Menginterpretasi makna teks ulasan merupakan kegiatan menafsirkan makna teks yang terdapat dalam sebuah teks ulasan. Untuk dapat menafsirkan sebuah teks ulasan harus memiliki pengetahuan yang luas dan mendalam. Pencapaian interpretasi yang baik bergantung pada kecermatan dan ketajaman penafsir. Setiap pembaca akan memiliki interpretasi yang berbeda terhadap sebuah teks ulasan. Untuk itu penafsir diharapkan mampu menfsirkan teks ulasan yang dibaca. Untuk mengiterpretasi teks ulasan harus membaca secara keseluruhan isi teks dengan cermat dan terus menerus.

Interpretasi teks ulasan film/drama adalah kegiatan memberi apresiasi atau pemaknaan terhadap sebuah karya sastra sesuai dengan pikiran atau perasaan yang diperoleh pembaca/penonton terhadap karya tersebut. Kegiatan interpretasi ini dapat pula digunakan untuk mengapresiasi film atau teks sastra lainnya. Kegiatan interpretasi lebih memfokuskan dan memprioritaskan pada pengkajian bagian-bagian yang paling melekat (organik), unsur-unsur dan simbol-simbol. Untuk itu, menginterpretasi atau menafsirkan drama/film ini sangat diperlukan untuk mengungkapkan makna yang tersembunyi atau sengaja disembunyikan pengarang.
 atau pandangan teoretis terhadap sesuatu Menginterpretasikan Makna Teks “Teater Gandrik”
Pada teks ulasan yang berjudul Teater Gandrik Ubah Kisah Pahlawan Super Jadi Kritik Sosial Silahkan  Bacalah teks ulasan yang berjudul “Teater Gandrik Ubah Kisah Pahlawan Super Jadi Kritik Sosial” berikut ini. Sambil membaca, identifikasilah siapa yang menjadi pahlawan supernya dan apa yang telah dilakukannya.

No.Struktur TeksKalimat
1.OrientasiTeater Gandrik di Yogyakarta mementaskan “Gundala Gawat” karya budayawan Goenawan Mohamad, parodi kisah pahlawan super yang dijadikan kritik sosial. Setelah sukses dipentaskan di Yogyakarta, pertunjukan drama komedi itu dipentaskan di Jakarta dan Surabaya serta kota-kota lain di Indonesia.
2.Orientasi 2“Gundala Gawat” mengangkat kisah pahlawan super lokal bernama Gundal a Putra Petir yang populer dalam komik karya Hasmi Suraminata, yang juga bermain dalam pementasan ini. Gundala dituduh warga bersekongkol dengan ayahnya, Petir, karena setiap ada serangan petir selalu terjadi perampokan bank.
3.Orientasi 3Di akhir cerita, Gundala bersama pahlawan super lokal lainnya diperintahkan oleh komikus Hasmi untuk menyusup ke dalam kelompok lawan. Namun Gundala terperangkap tidak berdaya sementara pahlawan lainnya berbalik ikut melakukan perampokan.
4.Tafsiran isi 1Pementasan drama oleh Teater Gandrik Yogyakarta tersebut penuh humor dan kritik sosial seperti penyertaan peristiwa penyerangan lapas Cebongan, kegagalan Ujian Nasional, dan kasus-kasus korupsi.
5.Tafsiran Isi 2Menurut Goenawan, drama tersebut lebih sebagai gurauan yang tidak harus ditanggapi secara serius. “Ini bergurau, kalau kita melihat lelucon lalu dicari maknanya maka leluconnya hilang. Karena melihat hidup secara arif kan, bahwa..ya, kita harus bisa ketawa untuk hal-hal yang serius juga,” ujarnya.
6.Tafsiran isi 3Dalang dan penulis Sudjiwo Tedjo mengaku kaget karya Goenawan penuh lelucon, meskipun ia menilai karya tersebut masih mirip dengan kolom “Catatan Pinggir” karya penulis yang sama yang rutin dimuat majalah Tempo.
7.Tafsiran isi 4“Ini kelanjutan dari ‘Catatan Pinggir’. ‘Catatan Pinggir’ versi ndeso, versi kethoprakan. Justru guyonan itu sangat serius menurut saya, dengan menulis ini responsnya lebih banyak daripada ia menulis ‘Catatan Pinggir’,” ujarnya.
7.
Tafsiran isi 5
Sutradara dan penata musik Djaduk Ferianto mengatakan, ia puas dengan pentas di Taman Budaya Yogyakarta, 16 dan 17 April 2013, dengan penonton yang berjubel. Tiket untuk pentas di Taman Ismail Marzuki Jakarta 26 dan 27 April 2013 sudah habis terjual sehingga ada pementasan tambahan malam berikutnya. Pada Juli 2013, Teater Gandrik pentas di Surabaya dan di kota-kota lainnya di Indonesia.
7.Tafsiran isi 6“Moga-moga nanti untuk Jakarta lebih cair, lebih nikmat, dan lebih terjaga (permainannya). Kalau untuk Jakarta, perubahannya yang lokal Jawa mungkin sedikit dijadikan bahasa Indonesia atau mungkin dengan aktualitas yang terjadi di Jakarta,” ujarnya.
7.Evaluasi 4Salah satu penonton, Ria, yang selama ini aktif dalam pementasan teater boneka Papermoon merasa bangga pada pementasan drama “Gundala Gawat”. Alasannya, pementasan seperti ini terbilang langka, mengingat penyelenggaraannya tidak mudah dan sulit mencari dukungan sponsor. “Sangat senang karena ini kesempatan mewah menurutku, karena makin ke sini makin jarang orang yang konsentrasi dan terus mau untuk berteater dan dengan pilihan-pilihan cerita naskah yang sehari-hari,” ujarnya.
8.RangkumanDayat, penggemar Teater Gandrik, menyukai kritik tajam terhadap apa yang
sedang terjadi di sekitar masyarakat, tetapi disampaikan dengan gaya humor. “Berbobot, meskipun ini sebenarnya ringan, mengambil dari cerita komik, tetapi memberikan kritik yang cukup dalam,” ujarnya.
(Sumber: www.voaindonesia.com/html)

Masalah apa yang dikritik dalam pementasan drama tersebut? Masalah yang dikritik dalam pementasan drama tersebut adalah kritik sosial yang terdapat dalam drama seperti penyertaan peristiwa penyerangan lapas Cebongan, kegagalan Ujian Nasional, dan kasus-kasus korupsi.

Mengapa Goenawan Mohamad mengatakakan drama tersebut hanya guyonan belaka? Karena menurut beliau drama tersebut tidak harus ditanggapi secara serius, jika melihat lelucon lalu dicari maknanya maka leluconnya hilang. Karena melihat hidup secara arif, kita harus bisa ketawa untuk hal-hal yang serius juga,

Tulis ulanglah teks ulasan mengenai drama “Gundala Gawat” ini dengan menggunakan kalimat sendiri tanpa mengutip satu kalimat pun dari kedua teks ulasan yang telah disajikan tentang drama tersebut. Pada teks ulasan yang kalian buat itu, pikirkan agar semua tahapan tidak terlewatkan. Untuk itu, kalian bisa menggali informasi dari berbagai media, seperti buku, majalah, koran, dan/atau internet.

Orientasi
Teater Gandrik Yogyakarta, sukses menampilkan drama berjudul "Gundala Gawat", yang penuh dengan kritik sosial. Gundala Gawat merupakan drama karya Goenawan Mohamad yang menceritakan tentang tokoh bernama Gundala Putra Petir. Gundala Putra Petir tersebut diadaptasi dari komik karya M Hasmi.

Tafsiran Isi
Semua super hero lokal harus bersatu-padu untuk memulihkan negeri yang rusak oleh kejahatan. Cerita diawali dengan Gundala yang dituduh bersekongkol dengan ayahnya yaitu Petir. Warga beralasan gundala bersekongkol karena setiap ada petir selalu terjadi perampokan bank. Pak Petir menjelaskan bahwa kejadian itu adalah ulah dari kelompok penjahat yang bernama Harimau Lapar.

Mereka berhasil memasuki sarang Harimau Lapar, namun penyusupan ini diketahui oleh pimpinan kelompok. Pada bagian kita bisa melihat bahwa super hero pun bisa berkhianat dan ikut terlibat dalam perampokan yang dilakukan oleh Harimau Lapar kecuali Gundala. Tidak lupa Teater Gandrik menyisipkan banyak sindiran-sindiran sosial kepada pemerintah. Dimulai dari kasus Cebongan, Ujian Nasional yang berantakan hingga kasus korupsi yang masih merajalela di negeri ini.

Evaluasi
Goenawan menganggap drama tersebut lebih sebagai gurauan dan tidak harus ditanggapi secara serius karena jika melihat lelucon lalu dicari maknanya maka leluconnya menjadi hilang. Sudjiwo Tedjo juga merasa kaget karena karya Goenawan tersebut penuh lelucon. Menurut beliau guyonan itu sangat serius. Sutradara dan penata musik Djaduk Ferianto sangat puas dengan pentas tersebut terbukti dengan penonton yang berjubel dan ada pementasan tambahan malam berikutnya. 

Teater Gandrik juga akan pentas di Surabaya dan ke kota-kota lainnya di Indonesia pada bulan Juli. Salah satu penonton, Ria merasa bangga pada pementasan drama Gundala Gawat. Sebab, pementasan seperti ini terbilang langka, mengingat penyelenggaraannya tidak mudah dan sulit mencari dukungan sponsor. Dayat, penggemar Teater Gandrik, menyukai kritik tajam terhadap apa yang sedang terjadi di sekitar masyarakat namun disampaikan dengan gaya humor.

Rangkuman
Pementasan drama Gundala gawat cukup berbobot meskipun ini sebenarnya ringan, mengambil dari cerita komik tapi memberikan kritik yang cukup dalam.